ITB Jatiluhur International Triathlon 2024 Sukses Digelar. Begini Hasilnya!
Whats Up

ITB Jatiluhur International Triathlon 2024 Sukses Digelar. Begini Hasilnya!

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik!Dilansir dari sport.detik.com, bahwa ITB Jatiluhur International Triathlon 2024 sukses digelar pada 11 Agustus 2024 lalu,  di Kawasan Wisata Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. Ini jadi edisi kedua event triatlon yang diprakarsai Ikatan Alumni Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ALSI ITB) dan Perum Jasa Tirta II (PJT II).  Pada tahun ini sebanyak 205 peserta turut berlaga menuntaskan lintasan renang, lintasan sepeda, dan lintasan lari untuk yang terbagi dalam dua kategori, yaitu kategori Sprint Distance, dan kategori Olympic Distance.Kategori Sprint Distance dengan jarak renang 750 meter, sepeda 20 kilometer, dan lari 5 kilometer. sedangkan untuk kategori Olympic Distance memiliki jarak renang 1.500 meter, sepeda 40 kilometer, dan lari 10 kilometer.Para peserta dilepas langsung oleh Staff Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga bersama Pejabat Bupati Purwakarta Benni Irwan dan Pejabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, didampingi Direktur Utama PJT II Imam Santoso, dan Ketua Umum ALSI ITB Abdul Malik Sadat Idris."Kami berkomitmen untuk terus menggelar event ini di masa mendatang karena event ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dan perekonomian daerah. Dengan mengedepankan pariwisata melalui acara seperti ini, kita dapat mendongkrak perekonomian lokal, terutama melalui UMKM yang selalu kami libatkan," jelas Benni Irwan.Dikutip dari skor.id, adapun hasil ITB Jatiluhur International Triathlon 2024 sebagai berikut :Peraih Podium Kategori Umum Individual Sprint Distance Putra1 Bertrand Hunanda – 01:26:042 Fauzi Fannyla – 01:37:193 Sulthan Rakha Anargya – 01:39:43Peraih Podium Kategori Umum Individual Sprint Distance Putri1 Florencia Rachel Rudianto – 01:42:102 Aqila Fadia Haya – 01:45:263 Siti Nurlaila – 03:42:16Peraih Podium Kategori Umum Individual Olympic Distance Putra1 Marselinus Moto Pote – 03:01:142 Hamdan Anggrean – 03:05:473 Hari Rohman – 03:32:26Peraih Podium Kategori Umum Individual Olympic Distance Putri1 Sella Windi Yunika – 04:31:402 Melisa Permana – 05:01:233 Dini – 05:15:44Kegiatan selanjutnya yaitu PJT II dan ALSI ITB serta Penjabat (Pj) Bupati Purwakarta Benni Irwan melakukan kegiatan menebar benih ikan di area D’Bay Waduk Jatiluhur. Berbagai upaya pelestarian lingkungan di sekitar Waduk Jatiluhur juga terus dilakukan melalui kegiatan konservasi. Pada 2024, PJT II telah menanam 9.540 bibit pohon di wilayah Sungai Citarum. Yuk Semangat!Proud to be #urangpurwakarta Sumber : sport.detik.com/ Mohammad Resha Pratama, skor.id/I Gede Ardy EstradaIlustrasi : sport.detik.com, skor.id

Menarik! Ternyata Buku Sastra, Seni, Agama, dan Olahraga Jadi Favorit Urang Purwakarta. Cekidot Atuh!
Whats Up

Menarik! Ternyata Buku Sastra, Seni, Agama, dan Olahraga Jadi Favorit Urang Purwakarta. Cekidot Atuh!

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik! Dilansir dari idntimes.com, bahwa Minat baca masyarakat yang makin tinggi mendorong Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Purwakarta terus melengkapi berbagai jenis dan tema buku bacaan.Sebagai salah satu institusi strategis penyedia bacaan sumber ilmu pengetahuan dan sumber informasi publik, dari ribuan judul koleksi buku yang sudah ada, Perpusda Purwakarta masih memandang perlu untuk terus melengkapi dan memperbarui koleksinya.Sebagai salah satu institusi strategis penyedia bacaan sumber ilmu pengetahuan dan sumber informasi publik, dari ribuan judul koleksi buku yang sudah ada, Perpusda Purwakarta masih memandang perlu untuk terus melengkapi dan memperbarui koleksinya.Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta, melalui Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) dan perpustakaan daerah terus berusaha memenuhi minat baca masyarakat yang semakin meningkat tersebut."Berbagai judul dan jenis buku bacaan terus dilengkapi. Itu untuk memastikan masyarakat mendapatkan buku bacaan berdasarkan kebutuhan dan minat baca yang makin tinggi dan beragam," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Purwakarta, Rudi Hartono, Jumat, 9 Agustus 2024. Data dari Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Purwakarta menyebutkan, jenis buku yang paling diminati atau favorit masyarakat yang mengunjungi Perpusda Purwakarta adalah buku-buku bertema sastra, seni, olahraga dan buku agama.Jumlah buku dengan tema-tema tersebut yang dipinjam atau dibaca para pengunjung mencapai 4.722 buku.Berikutnya yang banyak menarik minat pengunjung adalah buku-buku tentang filsafat, psikologi, ilmu-ilmu sosial, ilmu pengetahuan, matematika, bahasa, geografi, sejarah, teknologi dan ilmu-ilmu terapan yang mencapai 1.412 buku."Buku-buku itu menjadi pilihan favorit masyarakat yang mengunjungi Perpusda Purwakarta. Kita akan terus melengkapi berbagai tema buku dengan menjaring aspirasi atau usulan dari masyarakat," kata Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Purwakarta, Asep Supriatna. Saat ini, lanjut Asep, total jumlah buku koleksi Perpusda Purwakarta mencapai 12.714 judul, yang terdiri dari koleksi judul buku sebanyak 11.135 judul, buku digital (E-Book) sebanyak 1.420 judul dan cakram optik digital (CD) sebanyak 159 judul.Asep mengatakan, upaya memperlengkap dan memperbarui koleksi buku di perpusda sekaligus sebagai tindak lanjut arahan Penjabat (Pj) Bupati Purwakarta yang meminta agar minat baca dan budaya literasi di Purwakarta semakin meningkat."Pj Bupati selalu mengingatkan bahwa masyarakat yang memiliki minat baca yang tinggi merupakan modal dasar strategis dalam membangun karakter manusia sebagai subjek pembangunan dan peradaban," kata Asep.Tingginya minta baca masyarakat Purwakarta sebetulnya terkonfirmasi dari masuknya kabupaten penghasil Manggis Wanayasa itu dalam jajaran peringkat tertinggi kedua dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Peringkat Purwakarta hanya kalah dari Kota Bandung yang menempati peringkat pertama.Bahkan, berdasarkan data yang diterbitkan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) 2023, Tingkat Gemar Membaca (TGM) dari 514 kabupaten/Kota di seluruh Indonesia, Kabupaten Purwakarta berada di peringkat 29 nasional jajaran daerah dengan angka TGM tertinggi.Bagaimana menurut KangBro & TehSist? Genre buku apa yang kalian suka? Yuk Semangat! Proud to be #urangpurwakartaSumber : idntimes.com/Yogi PashaIlustrasi : artikeldaninformasi.com

Syahdu! MTs-MA YPMI Wanayasa Menjadi Tuan Rumah Lomba Giat Siaga, Penggalang, dan Pembina (LGSPP) 2024
Whats Up

Syahdu! MTs-MA YPMI Wanayasa Menjadi Tuan Rumah Lomba Giat Siaga, Penggalang, dan Pembina (LGSPP) 2024

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik!Wanayasa, 8 Agustus 2024 - Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) YPMI Wanayasa dengan bangga menjadi tuan rumah dalam acara bergengsi Lomba Giat Siaga, Penggalang, dan Pembina (LGSPP) tahun 2024 yang diadakan oleh Kwartir Ranting Kecamatan Wanayasa. Acara ini berlangsung dengan penuh semangat dan meriah, melibatkan berbagai elemen dari sekolah, mulai dari siswa dan guru.Sebagai tuan rumah, MTs-MA YPMI Wanayasa telah mempersiapkan segala fasilitas dan sarana prasarana untuk memastikan kelancaran acara ini. Tidak hanya itu, sejumlah guru dari kedua madrasah juga turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Mereka tidak hanya berperan sebagai Tuan Rumah, tetapi juga sebagai pengisi upacara pembukaan, menunjukkan komitmen dan dedikasi mereka dalam mendukung keberhasilan acara.Upacara pembukaan berlangsung khidmat dan penuh makna, dengan penampilan dari siswa-siswi MTs-MA YPMI Wanayasa yang turut menyumbangkan bakat mereka. Beberapa siswa menjadi anggota paduan suara yang mempersembahkan lagu-lagu kebangsaan dan daerah, menciptakan suasana yang menggugah semangat nasionalisme dan kebersamaan. Selain itu, ada juga penampilan kreasi seni tari Jaipong dan tari modern yang dipersembahkan oleh siswa-siswi, menambah kemeriahan dan daya tarik acara tersebut.Kepala MTs YPMI Wanayasa, Bapak H. Syamsul Falah, S.Ag., dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur dan bangga atas terpilihnya MTs-MA YPMI Wanayasa sebagai tuan rumah LGSPP tahun ini. "Kami merasa terhormat dan bangga dapat menjadi bagian dari acara yang luar biasa ini. Semoga kegiatan ini dapat mempererat tali persaudaraan antar sekolah dan meningkatkan kualitas pendidikan kepramukaan di Kecamatan Wanayasa," ujarnya.Senada dengan itu, Kepala MA YPMI Wanayasa, Bapak Drs. Ruhaena, juga menyampaikan apresiasi dan harapannya terhadap kegiatan ini. "Partisipasi aktif dari seluruh elemen sekolah menunjukkan komitmen kita dalam mendukung gerakan pramuka. Semoga melalui kegiatan ini, para siswa dapat belajar banyak tentang kepemimpinan, kerjasama, dan kreativitas," ungkapnya.Lomba Giat Siaga, Penggalang, dan Pembina (LGSPP) 2024 ini diharapkan dapat meningkatkan semangat kepramukaan di kalangan siswa-siswi, memperkuat solidaritas antar anggota pramuka, serta menghasilkan pembina pramuka yang lebih berkualitas di masa mendatang. Acara ini juga menjadi ajang untuk mengembangkan bakat dan kreativitas siswa, serta menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya dan seni tradisional.Dengan demikian, MTs-MA YPMI Wanayasa tidak hanya berhasil menyelenggarakan acara dengan baik, tetapi juga menunjukkan peran pentingnya dalam mendukung pendidikan dan pengembangan karakter melalui kegiatan kepramukaan. Semoga keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk terus aktif berpartisipasi dalam kegiatan kepramukaan dan pendidikan karakter bagi generasi muda.Yuk Semangat!Proud to be #urangpurwakartaSumber : Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) YPMI WanayasaIlustrasi : Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) YPMI Wanayasa

Bukan Temuan Hayati, Tim Ekspedisi Owa Jawa Malah Menemukan Batuan Unik Diduga Artefak Kuno Guys. Cekidot Atuh!
Whats Up

Bukan Temuan Hayati, Tim Ekspedisi Owa Jawa Malah Menemukan Batuan Unik Diduga Artefak Kuno Guys. Cekidot Atuh!

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik!Dilansir dari Tim “Sanggabuana Javan Gibbon Expedition” (SJGE), bahwa ketika sedang menjelajah kawasan pegunungan Sanggabuana untuk mendata populasi Owa Jawa pada hari keempat melaporkan temuan lain. Bukan keanekaragaman hayati tetapi bebatuan dengan banyak bentuk dan ukuran yang diduga artefak. Tim ekspedisi yang dibentuk oleh Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) dan Astra Otopart Group ini didukung oleh Denharrahlat Kostrad, BBKSDA Jabar, dan Perum Perhutani.Temuan bebatuan unik dan aneh ini dilaporkan oleh tim ekspedisi pada Minggu, 4 Agustus 2024. Komarudin, anggota Tim Beta SJGE yang juga merupakan anggota Sanggabuana Wildlife Ranger mengatakan bahwa batu-batu unik ini ditemukan di sebuah gubuk di sebuah sawah di pinggiran hutan di kawasan hutan Pegunungan Sanggabuana. “Ada yang sudah dipakai sebagai tatakan tiang atau “umpak” saung/gubuk, ada yang dipakai untuk tatakan batu asahan, dan sebagian dipakai untuk tempat duduk. Beberapa batu berserakan di halaman dan untuk pondasi tanah halaman gubuk.” Jelas Komarudin yang biasa dipanggil Koko.Menurut Komarudin, beberapa batu ini berukuran besar dengan diameter sekitar 40 cm, dan ada yang berbentuk seperti buah labu. Diameter paling kecil berukuran sekitar 15 cm. Lainnya berbentuk bundar dengan ketebalan sekitar 8 cm. “Yang aneh, sebagian besar di bagian tengah ada lubang dan seperti as yang tembus sampai di bagian sebaliknya, ini seperti batu yang mempunyai fungsi sebagai alat. Bisa jadi sebuah artefak. Tapi masyarakat menyebut fosil.” Terang  Koko.“Tadi dilihat ada yang bundar tebal dengan lubang dan as ditengahnya, seperti alat untuk menggiling gandum di Eropa pada jaman kuno. Satu lagi oleh anggota tim sempat dicek di google lens, yang muncul fosil labu, dan malah ada yang dijual di marketplace dengan harga tinggi.” Tambah Koko.Menurut  hasil penelusuran, di kampung-kampung di sekitar bebatuan unik ini ditemukan oleh Tim SJGE sering ditemukan fosil batu atau batu-batuan diduga sebagai artefak. Namun beberapa batu tersebut banyak yang dibawa keluar oleh para pendatang. Bahkan menurut Koko, di sekitar gubuk tempat temuan batu tersebut pernah ditemukan batu dengan bentuk kura-kura tetapi laporan masyarakat sudah dibawa keluar oleh orang kota untuk diteliti. Menurut catatan, di kawasan Sanggabuana, memang ada beberapa prasasti yang berada di sekeliling Gunung Sanggabuana. Salah satunya adalah prasasti Kebon Jambe di Mekarbuana, dan juga Situs Makam Gunung Leutik, dan Situs Bojong Manggu. Namun di sekitar penemuan bebatuan diduga artefak ini tidak ditemukan situs yang sudah terdaftar.Dari keterangan masyarakat selain ditempat penemuan oleh Tim SJGE, pada waktu lalu juga sering ditemukan beberapa artefak dan fosil batuan di Kampung Tipar Kutamaneuh. Kampung Tipar sendiri pernah menjadi kampung yang menjadi tempat untuk suplai logistik pasukan Raden Adipati Singaperbangsa, Bupati pertama Karawang.  Namun batu-batu fosil dan artefak tersebut banyak yang diambil oleh orang luar Kutamaneuh dengan berbagai kepentingan.Komarudin belum bisa memastikan jenis batuan yang ditemukan oleh Tim Ekspedisi Owa Jawa Sanggabuana tersebut. Namun sudah menginformasikan temuan tersebut ke Disparbud Kabupaten Karawang untuk ditindaklanjuti. “Takutnya itu memang artefak atau fosil yang berharga, terutama untuk pengetahuan dan sejarah. Jadi sebelum diangkut oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, bisa diselamatkan.” Tutup Komarudin sebelum melanjutkan perjalanannya dalam rangkaian Ekspedisi Owa Jawa Sanggabuana.Sementara Dharma Putra G, SS, Tim Ahli Cagar Budaya Karawang menyebut bahwa foto-foto bebatuan temuan tim SJGE ini jika dilihat dari fotonya merupakan fosil organik. Dharma menyebut bahwa Fosilisasi ini dapat terjadi karena sebuah proses alamiah dengan rentan waktu yang panjang, mungkin kira2 kurang lebih membutuhkan proses 10.000 tahun, tergantung dari oksigen tanah, letak geografis, iklim dan unsur tanah.“Ini menarik, tapi lebih detail fosil ini adalah apa baru bisa dipastikan setelah saya turun ke lapangan untuk ground check dan berkesempatan melihat langsung di lapangan. Minggu ini saya akan mengecek secara langsung ke lapangan. Kalau sepintas dari foto belum ketahuan fosil ini jenis tumbuhan atau organik apa.” Tutup Dharma.Sementara itu Sanip Syarifudin tokoh budaya Karawang yang biasa disapa Abah Bapung mengatakan bahwa selain menyelamatkan berbagai artefak atau fosil  yg bertebaran di Karawang Selatan dari berbagai penemuan termasuk yg ditemukan oleh rekan-Ranger Sanggabuana sebaiknya Pemkab turun tangan. Karena informasi di lapangan temuan-temuan ini sebenarnya banyak, hanya sudah banyak yang hilang keluar dari lokasi penemuan.“Tentunya pemkab karawang harus mengeksavasi serta bisa mengumpulkan dan menempatkan di tempat yg seharusnya selain untuk keperluan riset juga koleksi penemuan yg tentunnya untuk dipelajari sebagai kekayaan peradaban atau sejarah masa silam.” Tutup Abah Bapung.Yuk Semangat! Proud to be #urangpurwakartaSumber : Tim SCF (Sanggabuana Conservation Foundation)Ilustrasi : Tim SCF (Sanggabuana Conservation Foundation)

Yuk Cekidot Keseruan Tim Ekspedisi Owa Jawa Sanggabuana dalam Mendata Owa Jawa di Pegunungan Sanggabuana
Whats Up

Yuk Cekidot Keseruan Tim Ekspedisi Owa Jawa Sanggabuana dalam Mendata Owa Jawa di Pegunungan Sanggabuana

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik! Dilansi dari Tim SCS, bahwa setelah merilis hasil pendataan kepadatan dan populasi Owa Jawa (Hylobates moloch) di 3 blok hutan Pegunungan Sanggabuana, SCF (Sanggabuana Conservation Foundation) bersama stakeholder kembali akan meneruskan pendataan primata endemik jawa ini di seluruh kawasan Pegunungan Sanggabuana. Pendataan Owa Jawa kali ini akan dilakukan di seluruh kawasan dengan menggandeng BBKSDA Jabar, Perum Perhutani, Denharrahlat Kostrad Sanggabuana, dan disuport secara penuh oleh PT Astra Otopart. Pendataan Owa Jawa yang dikemas dalam Ekspedisi Owa Jawa Sanggabuana ini ditujukan untuk mengumpulkan data-data terkait Owa Jawa yang lebih akurat dan komprehensif sehingga didapat data untuk menyusun program konservasi Owa Jawa di Sanggabuana dalam jangka panjang. Deby Sugiri, Plt Direktur Eksekutif SCF mengatakan bahwa untuk ekspedisi kali ini Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) yang dibentuk oleh SCF akan masuk ke hutan bersama dengan beberapa ahli dan peneliti primata serta stakeholder terkait untuk mengumpulkan data-data terkait Owa Jawa. Rencana ekspedisi kali ini dimulai sejak 31 Juli dan diperkirakan akan selesai pada 09 September 2024.“Kita akan mengumpulkan data populasi, kelompok, perilaku, sebaran kelompok, preferensi pakan, penggunaan ruang, dan kelompok umur masing-masing kelompok atau individu yang bisa teramati secara visual. Termasuk juga mitigasi potensi ancaman. Data ini akan sangat membantu untuk menentukan program konservasi Owa Jawa di Sanggabuana kedepan.” Terang Deby.Deby berharap dengan pendataan yang akan berlangsung selama kurang lebih 40 hari ini akan mendapat data yang lebih komprehensif, selain sebaran dan populasi juga sebaran dan popualsi pakan alaminya. “Jadi akan ketahuan bagaimana sebaran Owa Jawa di hutan, dan bagaimana preferensi pakan dan sebaran pakan alaminya di hutan. Apakah perlu penambahan pohon-pohon pakannya atau bahkan perlu membuat koridor baru bagi Owa Jawa dan primata lainnya?” Tambah Deby.Sementara itu Vitriana Y.M.,SPi.,MP.Kepala SKW IV Purwakarta BBKSDA Jabar, mengatakan bahwa Ekspedisi pendataan Owa Jawa di Sanggabuana merupakan langkah nyata kepedulian banyak pihak dalam pelestarian satwa liar dilindungi, yg merupakan aset kekayaan alam serta Sumber daya genetik penting. “Data yg akurat akan berperan dalam upaya pelestarian lanjutan agar Owa Jawa sebagai satwa primata endemik Jawa dapat lestari, berkembang biak di habitat alaminya sehingga jauh dari ancaman kepunahan.” Jelas Vitriana ketika ditemui di acara pelepasan Tim Ekspedisi Owa Jawa Sanggabuana di Puncak Sempur.Edwin Suhendra, HCGS Division Head Astra Otopart menyampaikan dalam pelepasan Tim Ekspedisi Owa Jawa Sanggabuana di Puncak Sempur, 31 Juli 2024 bahwa pelestarian Owa Jawa di Pegunungan Sanggabuana sengaja dipilih karena banyak unit bisnis Astra Otopart gorup yang berlokasi di Karawang dan sekitarnya. Dengan dekatnya lokasi diharapkan program ini dapat dilakukan secara berkesinambungan.Dalam Ekspedisi Owa Jawa Sanggabuana ini, Astra Otopart memberikan suport untuk logistik, peralatan dan perlengkapan kerja selama pendataan. Dengan lengkapnya peralatan kerja ini Edwin berharap Tim Ekspedisi bisa melakukan pengambilan data di lapangan secara maksimal dan membawa pulang data-data termasuk data visual untuk kepentingan pembuatan strategi konsevasi Owa Jawa Sanggabuana kedepan. Kawasan yang disurvey populasi Owa Jawa sendiri merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani yang masuk dalam pengelolaan Perum Perhutani KPH Purwakarta, KPH Bogor, dan KPH Cianjur dibawah Divisi Regional Jawa Barat – Banten seluas kurang lebih 16.500 hektar.  Diketahui Perum Perhutani menetapkan kawasan Pegunungan Sanggabuana yang kaya akan keanekaragaman hayati ini menjadi kawasan perlindungan untuk menjaga kelestarian dan keanekaragaman hayati yang ada. Deni Mardias mewakili Adm Perum Perhutani KPH Purwakarta ditemui di Puncak Sempur pada saat acara mengatakan bahwa Perum Perhutani merasa bangga akan keberadaan keanekaragaman hayati yang ada di Pegunungan Sanggabuana. Ini menunjukkan bahwa hutan Sanggabuana dikelola dengan baik oleh Perum Perhutani, terbukti dengan banyaknya kehati, bahkan sampai banyak satwa dilindungi yang ada di Sanggabuana. “Kami tentu bangga, di Sanggabuana masih ada macan tutul, di wilayah kerja yang kami kelola. Dan tentunya kami bersama dengan SCF sudah lama bergiat dibidang konservasi di Sanggabuana, dengan dibantu BBKSDA untuk melakukan pendataan dan melakukan upaya perlindungan dan pelestarian kehati di area kerja kami yang juga menjadi salah satu tugas dari Perum Perhutani. Kami akan terus dampingi dan terlibat dalam pendataan Owa Jawa di Sanggabuana ini.” Tutup Deni Mardias.Yuk Semangat! Proud to be #urangpurwakartaSumber : Tim SCF (Sanggabuana Conservation Foundation)Ilustrasi : Tim SCF (Sanggabuana Conservation Foundation)

Tentang

Urang Purwakarta adalah Platform anak muda yang memuat seputar informasi Purwakarta.

Instagram

Keranjang
Keranjangmu Kosong Nih!
Yuk! bantu isi keranjang biar saya senang :)