Bangun Sarana Air Bersih, Pemkab Purwakarta Alokasikan Anggaran Rp. 8,9 Miliar. Setujukah?
Whats Up

Bangun Sarana Air Bersih, Pemkab Purwakarta Alokasikan Anggaran Rp. 8,9 Miliar. Setujukah?

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik! Dilansir dari laman instagram @rri_official disampaikan Kepala Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Purwakarta, Agung Wahyudi bahwa sejak tahun 2023 Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta mengalokasikan anggaran sekitar Rp 8,9 miliar untuk pembangunan sarana dan sumber air baru guna memenuhi kebutuhan air bersih yang mencapai sekitar 67 juta liter.Anggaran tersebut berasal dari bantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sudah direalisasikan 100% di 15 desa yang tersebar di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Pasawahan, Babakan Cikao, Sukasari, Maniis, Sukatani, Jatiluhur, dan Plered.Agung menambahkan kebutuhan air bersih per jiwa di Purwakarta mencapai 120 liter per hari bagi warga perkotaan, dan 80 liter per hari bagi warga pedesaan.So, gimana pendapat Kangbro & Tehsist?Yuk Semangat!Proud to be #urangpurwakartaSumber : Instagram @rri_officialIlustrasi : jabar.inews.id

Penumpang Dengar Suara Gemuruh, Ternyata KA Walahar Anjlok di Purwakarta. Kenapa Atuh?
Whats Up

Penumpang Dengar Suara Gemuruh, Ternyata KA Walahar Anjlok di Purwakarta. Kenapa Atuh?

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik! Dilansir dari news.detik.com, bahwa Kereta Api (KA) Commuter Line Walahar anjlok di Purwakarta. Manajer Humas PT KAI DAOP 2 Bandung Ayep Hanapi memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden ini."Para penumpang dan kru KA Walahar selamat serta perjalanan di wilayah tersebut masih bisa dilalui karena masih terdapat satu jalur yang masih digunakan," kata Ayep, pada Minggu (15/9/2024).Diketahui, KA relasi Purwakarta-Cikarang itu anjlok di Km 91 wilayah Cikopak, Kabupaten Purwakarta, pada Minggu (15/9/2024), sekitar pukul 11.30 WIB. Salah seorang penumpang bernama Rosi mengatakan gerbong kereta anjlok sesaat setelah berangkat dari stasiun."Belum lama keluar dari stasiun Purwakarta keretanya anjlok. Gerbang paling belakang," ujar Rosi.Rosi mengatakan dia hendak pulang ke Karawang setelah berlibur di Purwakarta. Saat di dalam kereta, Rosi sempat merasakan guncangan dan suara gemuruh saat kereta anjlok."Sempat ada guncangan, suara gemuruh karena kan keluar jalur ya. Ada sekitar 100 meteran baru berhenti," katanya.Sekitar 50 menit, enam rangkaian kereta api berhasil dilepas dari satu gerbong yang anjlok, yaitu gerbong pembangkit. Imbas kejadian ini, perjalanan KA Purwakarta-Cikarang mengalami gangguan.Semoga ke depannya ngak kejadian lagi kereta anjlok di Purwakarta ya MangBro & TehSist! Aamiin.Yuk Semangat!Proud to be #urangpurwakartaSumber : news.detik.com/Dian FirmansyahIlustrasi : news.detik.com

Alhamdulillah, Produksi Meningkat 50%. Musim Kemarau Bawa Berkah Bagi Pengrajin Keramik di Plered, Purwakarta!
Whats Up

Alhamdulillah, Produksi Meningkat 50%. Musim Kemarau Bawa Berkah Bagi Pengrajin Keramik di Plered, Purwakarta!

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik! Dilansir dari mediaindonesia.com, bahwa produksi gerabah di sentra produksi di Plered, Purwakarta, Jawa Barat, meningkat hingga lebih dari 50%. Selain itu, saat ini pesanan juga sedang ramai, baik untuk pasar domestik maupun permintaan ekspor. Adanya musim kemarau tidak selalu membawa musibah. Justru membawa berkah bagi para pengrajin keramik di Plered tersebut. Dampak cuaca yang panas menyebabkan proses penjemuran gerabah keramik menjadi cepat kering.Aktivitas para perajin gerabah di sentra industri keramik Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kian menggeliat di musim kemarau seperti sekarang ini. Menurut Irwan, jika pada musim penghujan memerlukan waktu antara dua pekan hingga satu bulan untuk penjemuran sebelum dibakar, pada saat kemarau seperti sekarang pengeringan hanya memerlukan waktu sekira satu minggu atau kurang dari 10 hari."Alhamdulillah cuaca yang panas, proses penjemuran bisa cepat. Jika musim hujan bisa sampai satu bulan proses penjemuran. Saat musim panas paling lama 10 hari sudah kering," kata Irwan salah seorang perajin keramik Plered, Minggu (8/9) lalu.Sementara itu, pihak pemerintah terus mendorong peningkatan produksi dan pemasaran gerabah, termasuk peningkatan kualitas gerabah itu sendiri. Hal itu mengingat pangsa pasar ekspor yang terbuka lebar, khususnya ke wilayah Timur Tengah."Kami terus mendorong para perajin keramik untuk berinovasi. Keramik Plered menjadi andalan Kabupaten Purwakarta di bidang industri keramik yang mempunyai pangsa pasar hingga Timur Tengah," kata Camat Plered Heri Anwar.Saat ini produk gerabah keramik konvensional, seperti pot bunga dengan berbagai ukuran, lebih banyak diproduksi untuk kebutuhan pasar domestik. Sementara untuk kebutuhan pasar ekspor, bentuk yang lebih banyak diproduksi seperti hiasan interior dan ekterior rumah."Untuk pemasaran pasar domestik, perajin gerabah Plered sudah memiliki langganan, seperti ke Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung, wilayah Sumatra, dan Bali," ungkap Heri Anwar. Yuk Semangat!Proud to be #urangpurwakartaSumber : mediaindonesia.com/Reza SunaryaIlustrasi : radarkarawang.id

Syahdu, Mahasiswa KKN ITB 2024 Atasi Masalah Pertanian di Purwakarta dengan Pupuk Organik Cair. Cekidot Infonya!
Whats Up

Syahdu, Mahasiswa KKN ITB 2024 Atasi Masalah Pertanian di Purwakarta dengan Pupuk Organik Cair. Cekidot Infonya!

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik! Dilansir dari itb.ac.id, bahwa Kelompok 11 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Bandung (ITB) 2024, melakukan pelatihan pengolahan limbah pertanian menjadi pupuk organik cair di Dusun 1, Desa Parungbanteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta pada tanggal 6-27 Agustus 2024.Program tersebut bertujuan mendukung pertanian berkelanjutan serta memberdayakan masyarakat setempat. Lantaran sulitnya akses terhadap pupuk akibat harganya yang mahal dan kondisi jalan yang tidak memadai.Sebagian besar warga Parungbanteng bekerja sebagai petani, sehingga pupuk menjadi kebutuhan utama. Maka dari itu, 17 mahasiswa ITB merancang solusi berupa Pupuk Organik Cair (POC), yang terbuat dari fermentasi limbah pertanian, sisa makanan, dan kotoran hewan. POC dipilih karena dapat menjaga kesuburan tanah tanpa mencemari lingkungan, serta mengandung unsur hara yang beragam.Proses implementasi program ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pelatihan. Pada tahap perencanaan dilakukan survei dan wawancara kepada setiap kelompok tani yang ada di Dusun 1. Didapatkan bahwa pupuk merupakan masalah utama bagi para petani.Selanjutnya adalah tahap pelaksanaan. Kelompok 11 memulai pelaksanaan dengan melakukan modifikasi alat fermentasi. Alat yang dibutuhkan harus dalam keadaan tertutup dan memiliki filter untuk menampung pupuk organik cair yang sudah jadi.Setelah itu, dilakukan proses pencampuran bahan-bahan organik, seperti limbah pertanian, sisa makanan, dan kotoran hewan. Campuran bahan organik kemudian diberi bakteri supaya dapat memproses campuran menjadi pupuk organik cair. Supaya bakteri dapat bekerja, langkah selanjutnya adalah proses fermentasi selama 14 hari.Kelompok 11 kemudian melakukan pelatihan pembuatan pupuk organik cair kepada 3 kelompok tani yang ada di Dusun 1. Pelatihan dilaksanakan dengan metode pemaparan materi, demonstrasi alat dan bahan, serta diskusi bersama warga.Pada saat pelatihan juga ditunjukkan hasil pupuk organik cair yang sebelumnya sudah difermentasikan selama 14 hari. Selain itu, pupuk organik cair juga langsung diaplikasikan ke salah satu sawah warga sebagai bentuk pelatihan terkait cara penggunaan pupuk organik cair tersebut.Pelatihan pembuatan pupuk organik cair ini diharapkan dapat pengalaman serta pengetahuan baru bagi warga desa dalam mengelola lahan pertanian.“Pelatihan pembuatan pupuk organik cair ini diharapkan dapat meningkatkan kemandirian warga dalam pembuatan pupuk untuk sawah mereka, serta mengoptimalkan hasil panen," ujar Ketua Kelompok 11, Axel (BE’22).Keren MangBro & TehSist! Semoga bisa menginspirasi kita semua ya. Yuk Semangat!Proud to be #urangpurwakartaSumber : itb.ac.id/Chysara Rabani (Teknik Pertambangan, 2022)Ilustrasi : itb.ac.id

Asep Mulyadi, Guru SDN Cikadu Purwakarta Raih Juara Nasional 'Bug Bounty' Kemendikbudristek Tahun 2024
Whats Up

Asep Mulyadi, Guru SDN Cikadu Purwakarta Raih Juara Nasional 'Bug Bounty' Kemendikbudristek Tahun 2024

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik!Prestasi syahdu diraih oleh Asep Mulyadi, guru dari SD Negeri Cikadu, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta, meraih juara pada Lomba Bug Bounty 2024 tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Pusdatin Kemendikbudristek RI.Bug Bounty adalah aktivitas mencari celah keamanan pada sebuah sistem target yang telah disepakati antara pemilik layanan dan Bug Hunters untuk kemudian diberikan apresiasi berupa hadiah. Lomba ini melibatkan para bug hunter dalam mencari celah keamanan di sistem subdomain Kemendikbud.Asep berhasil melewati dua tahap seleksi dan wawancara selama dua bulan dan mengalahkan 406 peserta lainnya dari seluruh Indonesia. Penghargaan diserahkan di Universitas Brawijaya Malang pada 29 Agustus 2024.Wilujeng Bapak Guru Asep!Yuk Semangat!Proud to be #urangpurwakartaSumber : disdik.purwakartakab.go.id/Mira Habibah 

Tentang

Urang Purwakarta adalah Platform anak muda yang memuat seputar informasi Purwakarta.

Instagram

Keranjang
Keranjangmu Kosong Nih!
Yuk! bantu isi keranjang biar saya senang :)