Momen Sapi Ngamuk Hingga Masuk Masjid di Purwakarta. Namun Warga Tetap Bahagia!
Whats Up

Momen Sapi Ngamuk Hingga Masuk Masjid di Purwakarta. Namun Warga Tetap Bahagia!

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik!Seekor sapi yang akan dijadikan kurban mengamuk. Peristiwa ini terjadi di Kelurahan Nagrikaler, Kec. Purwakarta, Kamis (29/6/2023).Hal itu membuat heboh warga yang memegang sapi dari segala arah kewalahan. Apalagi sapi jantan itu sempat masuk ke area mesjid."Jadi pas mau disembelih itu, sapi mengamuk sampai dipegang hampir 12 orang juga lepas akhirnya masuk ke dalam masjid," ucap Vinni Nuraeni, warga setempat.Vinni mengatakan, insiden itu berlangsung sekitar pukul 08.15 WIB, saat semua warga berkumpul untuk menyembelih hewan kurban milik warga. Namun beruntung kejadian itu tidak ada barang masjid yang rusak atau korban jiwa. Sementara meski bisa dijinakkan dalam waktu singkat, sapi tersebut sempat menanduk seseorang."Tadi juga sempat ada yang keseret, terus ada yang keseruduk juga saat sapi lagi ngamuk, alhamdulillah nggak terluka parah," katanya.Sapi ngamuk tak berlangsung lama, hanya berlangsung dalam kurun waktu 15 menit. Sapi tersebut terjatuh lemas usai mengamuk. "Sekitar pukul 08.30 WIB, sudah bisa disembelih sapi," ungkap vinni.Video sapi ngamuk itu tersebar di media sosial. Terlihat sapi yang mengamuk di Masjid Al-Hidayah tersebut sempat dipegangi sekitar 12 warga. Tak kuat menahan, belasan warga tersebut terlihat melepaskan genggamannya hingga akhrinya sapi tersebut masuk ke dalam masjid. Bahkan, saat sapi berlari ke dalam masjid, ada seorang warga yang ikut terseret oleh sapi.Saat keluar dari masjid, sapi tersebut sempat menanduk seseorang. Pada momen tersebut, banyak warga yang berlarian. Tak perlu waktu lama, sapi tersebut akhirnya jatuh ke jalan dan warga sekitar langsung bersiap untuk menyembelih.Meskipun sempat membuat heboh masyarakat, namun akhirnya sapi tersebut berhasil disembelih dan warga suka cita merayakan ibadah qurban Idul Adha."Alhamdullilah meskipun jadi heboh dan panik. Akhirnya sapinya tumbang juga dan bisa disembelih. Idul Adha kali ini bermakna dan gak bakal dilupakan pisan oleh warga" ungkap Agus selaku warga setempat.Well, gimana moment qurban syahdu di daerah Mangbro dan Tehsist?Yuk Semangat!Proud to be Urang Purwakarta

Syahdu, Taringgul Tonggoh Wanayasa Jadi Desa Terbaik di Kabupaten Purwakarta
Whats Up

Syahdu, Taringgul Tonggoh Wanayasa Jadi Desa Terbaik di Kabupaten Purwakarta

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik!Kalo selama ini kita mengenal Taringgul Tonggoh sebagai lokasi dari one of the best Sky Pool in Purwakarta bernama Giri Tirta Kahuripan. Nah, tahun 2023 ini desa Taringgul Tonggoh berhasil jadi desa terbaik di Purwakarta loh!Desa Taringgul Tonggoh Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta keluar sebagai juara 1 dalam Kegiatan Lomba Desa tingkat kabupaten.Desa Taringgul Tonggoh keluar sebagai juara 1 hasil dari Recheking Lomba Desa bersama lima desa di kecamatan lain yang masuk lima besar.“Desa Taringgul Tonggoh keluar sebagai juara 1 tentu kami senang bangga,” ujar Camat Wanayasa Heryadi Erlan.Desa Taringgul Tonggoh bakal mewakili Kabupaten dalam Lomba Desa Tingkat Provinsi. Heryadi Erlan berharap bisa tampil maksimal dan bisa merebut juara 1 Tingkat Provinsi.“Mudah-mudahan bisa kembali juara 1 tingkat provinsi,” ujar pria akrab disapa Abah Dilan itu.Terpisah, Kepala Desa Taringgul Tonggoh, Eep Saepul Malik menyampaikan ucapan terimaksih kepada seluruh perangkat desa, kelembagaan desa, PKK, Posyandu dan stake holder lainnya.“Bagi saya ini adalah amanah masyarakat desa yang harus diperjuangkan dan dipertahankan, sebab sejatinya kepala desa selain sebagai kepala pemerintahan juga seklaigus menjadi pamong desa yang bertugas melestarikan kebudayaan desa,” ujar Eep.Cobi, cung Mangbro & Tehsist Urang Taringgul Tonggoh!Yuk Semangat!Proud to be Urang Purwakarta

Mengsedih, Kebijakan ‘Gapeka’ Berdampak Sepinya Penjualan di Kampung Sate Maranggi Plered!
Whats Up

Mengsedih, Kebijakan ‘Gapeka’ Berdampak Sepinya Penjualan di Kampung Sate Maranggi Plered!

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik!Pemberlakuan grafik perjalanan KA (Gapeka) berdampak kurang baik bagi penjual sate maranggi khas Purwakarta. Sebab, pengunjung yang datang menjadi menurun dan membuat pedagang lesu.Setelah diberlakukannya Gapeka, pengunjung di Kampung Sate Maranggi merosot. Sebab terjadi perubahan jadwal keberangkatan, stasiun pemberhentian hingga penomoran pada sebagian besar KA di wilayah Daop 2 Bandung.Kereta relasi Garut-Purwakarta termasuk yang terdampak pemberlakuan Gapeka. Dengan aturan baru, kini kereta lokal ini hanya transfit sekitar 15 menit di Stasiun Plered. Padahal sebelumnya, waktu berhenti bisa berjam-jam.Hal itulah yang membuat penjual sate maranggi gigit jari. Mereka biasanya meraup cuan dari penumpang kereta yang turun sementara di Stasiun Plered. Karena waktu transit yang sempit, cuan penjual sate maranggi pun merosot."Sangat berdampak, karena kan dulu berhentinya lama bisa berjam-jam jadi bisa istirahat dulu, jalan-jalan para penumpangnya dan banyak banget yang makan sate, kalau sekarang hanya satu dua, itu pun beli satenya yang udah siap, karena waktunya sedikit," kata Yuri Angraeni seorang penjual sate maranggi.Yuri mengungkapkan, sebelum adanya Gapeka, ratusan tusuk sate maranggi bisa terjual kepada penumpang kereta. Namun kini penumpang enggan turun lantaran khawatir tertinggal kereta.Yuri termasuk seorang saksi sejarah Kampung Sate Maranggi. Dia adalah penjual yang meneruskan usaha kakek moyangnya. Awalnya, perempuan 29 tahun ini berjualan di sekitar stasiun, pindah ke pinggir jalan sebelum didirikan tempat khusus.Dalam sehari, Yuri masih bisa menjual sate hingga 500 tusuk. Namun jika di hari libur penjualan bisa mencapai 1.000 tusuk dalam sehari. Bahkan di hari Lebaran, penjualan sate hingga 3.000 tusuk dalam satu hari"Kalau penurunan secara umum adalah 20 persen. Tapi Alhamdulillah tetap rame, yang datang mereka yang sengaja pengen makan di sini," pungkasnya.Sare Maranggi di lokasi wisata kuliner ini diketahui dijual seharga Rp 2.000 per tusuk. Untuk nasi, dijual Rp 3.000 per bungkus dan ketan bakar Rp. 5.000 per buah.Mugia segera ada solusinya. Supaya para pedagang sate Maranggi di Kampung  Sate Maranggi Plered tidak pusing lagi.Yuk Semangat!Proud to be Urang Purwakarta

Meni Lucu, Merasa Baju Tertinggal di Purwakarta. Nek Omi Minta Anaknya Nganterin ke Madinah
Whats Up

Meni Lucu, Merasa Baju Tertinggal di Purwakarta. Nek Omi Minta Anaknya Nganterin ke Madinah

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik!Cerita lucu datang dari jemaah haji asal Purwakarta yang meminta anaknya menjemputnya ke Madinah karena merasa bajunya tertinggal di kampung halaman.Yups, Nek Omi baru tiba di Madinah saat merasa bahwa baju-bajunya masih tertinggal di rumahnya di Kabupaten Purwakarta.Padahal, baju dan perlengkapan lainnya sudah tiba bersamanya di hotelnya, Kamis (8/6/2023) lalu.Keresahan bertambah karena seharusnya nenek bernama lengkap Omi binti Jumsih ini tiba di Madinah bersama Kloter JKS 26 pada 5 Juni 2023.Namun karena sakit, ia harus menjalani perawatan terlebih dulu sehingga baru bisa tiba bersama jemaah calon haji lainnya dari Kloter JKS 38, kemarin.Untuk menghibur Nek Omi yang masih tampak kebingungan, dengan perjalanan panjangnya ke Tanah Suci, Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Kloter JKS 38, dr Rizki Febrina Ramdhania, pun berinisiatif menelepon putri Nek Omi melalui fasilitas video call.Cara itu berhasil. Nek Omi seketika langsung tampak bahagia melihat wajah putrinya di layar ponsel.Namun, permintaannya lagi-lagi membuat beberapa orang yang kebetulan ada di sana tersenyum. Sebab, ia malah meminta putrinya untuk menjemputnya."Jemput emak atuh kadieu. Takut emak tidak ada yang menjemput nanti. Baju juga tertinggal di rumah," pinta Nek Omi sambil duduk di lobi hotel sambil menunggu pembagian porsi kamar hotel di Madinah tersebut.Seperti sudah terbiasa, putrinya pun menanggapinya dengan santai.Ia mengatakan untuk bisa menjemput ibunya, ia harus bisa berangkat haji dulu.Entah mengapa, mendengar kata-kata 'naik haji' Nek Omi mendadak kembali tersadar bahwa ia sedang dalam rangkaian ibadah haji dan sudah ada di Madinah.Dr Rizki pun kemudian menjelaskan bahwa baju-baju Nek Omi masih dalam proses distribusi ke kamar-kamar. Ia meminta Nek Omi untuk tidak khawatir, tetap tenang dan fokus menjaga kesehatan dan menjalankan ibadahnya.Kloter JKS 38, di mana Nek Omi kemarin akhirnya tergabung merupakan kloter penutup Gelombang I keberangkatan haji 1444 H ke Madinah.Well, mugia sehat terus Nek Omi dan jadi haji mabrur. Aamiin!Yuk Semangat!Proud to be Urang Purwakarta

Macan Tutul Terlihat di Hutan Dekat Perkampungan Warga di Desa Sukasari Purwakarta
Whats Up

Macan Tutul Terlihat di Hutan Dekat Perkampungan Warga di Desa Sukasari Purwakarta

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik!Sosok macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) tertangkap kamera trap yang dipasang para Ranger dari Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) di wilayah Pegunungan Sanggabuana, Sukasari, Purwakarta.Hewan buas itu terlihat melintas dan terekam kamera dari 4 kamera yang dipasang pada 11 Juni 2023 sekitar pukul 12.53 WIB. Lokasi terekamnya macan Tutul Jawa ini tidak jauh dari sebuah air terjun atau curug yang dikelola sebagai obyek wisata alam oleh masyarakat dan hanya berjarak 1,1 Km dari perkampungan.Lokasi pemasangan kamera trap berada di hutan Sanggabuana yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Purwakarta dan masuk dalam KRPH Sukasari. Pada periode kali ini kami hanya memasang 4 kamera trap di lapangan. Tepat berada di atas sebuah air terjun dan sedang mengarah ke bawah, hanya berjarak 700 meter dari curug," ujar Solihin Fu'adi, Direktur Eksekutif SCF dalam keterangannya, Minggu (18/06/2023).Solihin menyebutkan, macan Tutul Jawa ini masih berusia muda dan mempunyai tinggi sekitar 40 cm. Namun belum diketahui jenis kelamin pada hewan itu.Solihin bersama para ranger memasang kamera trap ini sejak Maret 2023 dan baru diambil pada 13 Juni 2023 lalu. Pada saat pemasangan kamera juga didampingi oleh LMDH Sukasari dan teman-teman Kompas (Komunitas Pecinta Alam Sukasari) pimpinan Mokhamad Aripin.Sementara Mokhamad Aripin, warga Sukasari yang juga pimpinan Kompas menyambut baik dengan terekamnya macan Tutul Jawa dan satwa lain di Sukasari ini. Aripin mengakui, sebagian besar warga tentu kawatir dengan kemunculan macan tutul dekat perkampungan ini."Tapi untuk kami yang bergiat di lingkungan justru bangga dan haru, dengan temuan ini membuka mata kami ternyata keanekaragaman hayati hutan Sanggabuana di wilayah kami cukup lengkap," ujar Aripin.Bernard T. Wahyu Wiryanta, Fotografer dan Peneliti satwa liar yang juga Dewan Pembina SCF mengungkapkan diperkiraan populasi di Sanggabuana ada di kisaran 10-15 ekor macan tutul di pegunungan Sanggabuana.Well, semoga berita ini bisa menumbuhkan kesadaran kita untuk menjaga alam agar tetap lestari.Yuk Semangat!Proud to be Urang Purwakarta

Tentang

Urang Purwakarta adalah Platform anak muda yang memuat seputar informasi Purwakarta.

Instagram

Keranjang
Keranjangmu Kosong Nih!
Yuk! bantu isi keranjang biar saya senang :)