Mengenal 'Cocorot', Kue Legend Khas Wanayasa Purwakarta. Rasanya Manis dan Bikin Nostalgia!
Kuliner

Mengenal 'Cocorot', Kue Legend Khas Wanayasa Purwakarta. Rasanya Manis dan Bikin Nostalgia!

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik!Cobi Mangbro & Tehsist ada yang tau 'Cocorot' gak? apaan tuch?Eulis Supriatiningsih, salah satu pelaku UMKM asal Kecamatan Wanayasa, Purwakarta, mengatakan, kue cocorot merupakan panganan legend yang udah ada ti zaman baheula. Kue ini, biasanya dalam momen-momen tertentu. Seperti, hajatan pernikahan, khitanan, atau syukuran.Kue cocorot ini, bahan bakunya sangat mudah, yaitu hanya menggunakan tepung beras, santan dan gula aren. Nah, kenapa dikatakan cocorot? Karena kue ini teh harus dibungkus dengan daun kelapa muda dan dibentuk seperti kerucut. Makanya, dinamakan kue cocorot.Namanya pun berbeda-beda di setiap daerah, ada yang menyebutnya clorot, celorot, cerorot, atau jelurut, yang pasti kue tradisional ini berbahan tepung beras dengan santan, dibungkus dengan janur atau kelapa daun kelapa muda dalam bentuk kerucut.Untuk membuat kue ini teh sebetulnya mah gampil pisan. Mangbro dan Tehsist kalo diajarin sekali juga bakal langsung bisa praktik. Tapi, yang paling sulit teh bikin cangkangnya. Butuh keahlian khusus dan penggunaan daun kelapa yang muda."Yang sulit dan leukleuk (lama) membuat bungkus cocorotnya," ujar Eulis.Jika semua adonan sudah jadi, langsung dituang ke bungkus cocorotnya. Setelah itu, kue dikukus selama 30 menit aja. Setelah matang, kue sudah bisa disantap.Supaya semakin nikmat syahdu, kue cocorot ini cocok pisan ditemani dengan secangkir teh tawar. Pasti yang menikmatinya akan ketagihan. Lantaran, kue ini rasanya manis dan ngangenin bestie. Jadi serasa nostalgia euy.Nah, untuk tetap melestarikan kue legend dan mulai langka ini, Eulis selalu menghadirkannya saat Wanayasa Kuliner Fair (WFK). Masyarakat yang kangen kue jadul, legend and mulai langka ini maka bisa membeli cocorot. Harganya sangat mirah meriah pisan, hanya Rp 2.500/pcs.Cung yang udah pernah nyobain Kue Cocorotz ini guys? Btw, kalo di daerah Mangbro & Tehsist namina naon?Yuk Semangat!Proud to be Urang Purwakarta

Inilah 2 Versi Cerita Asal Mula Sate Maranggi Purwakarta. Menurut Kamu Mana yang Bener?
Kuliner

Inilah 2 Versi Cerita Asal Mula Sate Maranggi Purwakarta. Menurut Kamu Mana yang Bener?

Hai Kamu Urang Purwakarta Terbaik!Sate maranggi atau satai maranggi merupakan makanan khas Jawa Barat (Jabar) khususnya daerah Purwakarta dan sekitarnya. Nama "Maranggi" dalam bahasan Sunda memiliki arti "petukangan" atau yang berarti seorang ali pebuat sarung keris. Nah, terkait asal muasalnya terdapat 2 (dua) versi sejarah sate Maranggi.Sumber pertama yang dikutip dari laman jurnal berjudul "Sate Maranggi, Kuliner Khas Kabupaten Purakarta" (2017) oleh Irvan Setiawan, menyebutkan kata "Maranggi" dalam Sate Maranggi merupakan nama panggilan yang ditujukan pada seorang penjual Sate, yaitu Mak Anggi yang berjualan sate daging domba dengan menggunakan tenda di daerah tempat tinggalnya, yakni daerah Cianting sekitar tahub 1960-an.Masyarakat pada waktu itu, kerap menyebutkan nama Satai Maranggi untuk merujuk tempat Mak Anggi berjualan. Tambahan huruf “R” dalam "MaRanggi" digunakan untuk mempermudah pengucapan dalam memberikan nama kuliner tradisional tersebut.Versi kedua yang dikutip dari laman kemendikbud.go.id, menyebutkan pelopor sate Maranggi bernama Bustomi Sukmawirdja 'Mang Udeng' telah berjualan sejak tahun 1962 di Kecamatan Plered.Namun dilihat dari jenis daging yang digunakan membuat kedua daerah tersebut dapat dikatakan sebagai awal mula adanya sate Maranggi di Purwakarta. Mak Anggi merupakan "pencipta" dari Sate Maranggi dengan menggunakan bahan dasar daging domba.Sedangkan Mang Udeng di Plered merupakan pencipta sate Maranggi yang menggunakan bahan dasar daging sapi dan kerbau. Ini lah penyebab awal mula bahan dasar satai Maranggi adalah daging sapi/kerbau.Nah, sekarang pun bahan dasar mulai bervariasi yaitu menggunakan daging kambing (domba), dan daging ayam. Daging sapi/kerbau banyak digunakan penjual satai Maranggi di Plered.Sedangkan, daging kambing banyak digunakan penjual sate Maranggi di Pasawahan hingga Wanayasa. Hingga kini, sate maranggi menjadi ikon kuliner kampung halaman kita tersyahdu nan istimewa, Kabupaten Purwakarta.Yuk Semangat!Proud to be Urang Purwakarta

Tentang

Urang Purwakarta adalah Platform anak muda yang memuat seputar informasi Purwakarta.

Instagram

Keranjang
Keranjangmu Kosong Nih!
Yuk! bantu isi keranjang biar saya senang :)